RINGKASAN
PENGARUH KOMPENSASI DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA
ELVIERA SARI1*
1British International School
PENDAHULUAN
Suatu organisasi seyogyanya memberikan kompensasi melalui sistem balas
jasa yang sesuai dan berkewajiban menciptakan suatu iklim di dalam
organisasi yang mampu memberikan kepuasan kerja sehingga karyawan dapat
termotivasi untuk meningkatkan prestasi kerja masing-masing. Untuk itu
perlu diketahui faktor apa saja yang menjadi faktor penentu kepuasan
kerja karyawan dan pengaruh kompensasi dan iklim organisasi terhadap
kepuasan kerja karyawan.
James and Jones menyatakan bahwa iklim organisasi tertuju pada atribut
yang meliputi deskripsi organisasi, dan diukur berdasarkan persepsi
(Muchinsky, 1977). George H. Litwin dan Robert A. Stringer, Jr. (1976)
menyatakan bahwa iklim organisasi dapat dilihat dari beberapa dimensi. Pertama,
dimensi struktur yang menjelaskan langkah dan tindakan dari pihak
manajemen, berhubungan dengan peraturan yang ditetapkan, hirarki dalam
organisasi dan birokrasi, kejelasan uraian tugas yang diberikan, proses
pengambilan keputusan serta kontrol yang diberlakukan di organisasi. Kedua,
dimensi interaksi yang menggambarkan suasana interaksi antar karyawan
suatu organisasi, seyogyanya dalam suatu organisasi harus tercipta
interaksi yang baik dan harmonis antar karyawan suatu organisasi. Ketiga,
dimensi imbalan yang memiliki pengaruh yang besar dalam terciptanya
iklim organisasi yang baik, dimensi ini menggambarkan sistem imbalan
yang ada. Keempat, dimensi resiko yang menjelakan bahwa setiap
aktivitas organisasi memiliki risiko dan menjadi kewajiban organisasi
untuk meminimalkan risiko dan memiliki action plan apabila terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan. Kelima, dimensi tanggung jawab
yang menjelaskan rasa tanggung jawab yang ada di dalam organisasi,
setiap karyawan diharapkan memiliki tanggung jawab yang tinggi atas
pekerjaannya.
Suatu organisasi harus dapat menciptakan dimensi yang dijabarkan di
atas. Selain itu pengetahuan mengenai motivasi setiap karyawan di suatu
organisasi merupakan hal mutlak yang harus dimiliki oleh para pelaku
organisasi. Dengan demikian, mereka akan lebih dapat memahami bagaimana
menciptakan iklim organisasi yang kondusif.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuatitatif yang dikelompokkan ke
dalam studi deskriptif yaitu untuk memberikan gambaran dan penjelasan
secara akurat mengenai pengaruh variabel kompensasi dan variabel iklim
organisasi terhadap variabel kepuasan kerja. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer yaitu data yang didapatkan melalui
penyebaran kuesioner kepada responden.
Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah probability sampling (simple random sampling), yaitu cara pemilihan sampel di mana anggota dari populasi dipilih satu persatu secara random atau acak.
Total responden yang dipilih adalah 60 orang, dalam hal ini responden
yang sudah terpilih tidak dapat dipilih lagi. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Desember 2006 dengan didahului studi literatur, dan
dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan pada bulan Pebruari 2007.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu perhitungan
statistik yaitu Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 13.0 .
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kompensasi
Hasil penentuan urutan faktor dari variabel kompensasi yang paling
mempengaruhi kepuasan kerja adalah komponen tunjangan yang berbeda dari
gaji bulanan. Kompensasi memiliki dampak signifikan bagi suatu
organisasi untuk menarik dan mempertahankan karyawannya.
Lockyer (1992) menjelaskan bahwa sistem kompensasi adalah timbal balik
atas tugas yang dibebankan kepada karyawan berbentuk uang, perlindungan,
bantuan dalam bentuk nyata dan tunjangan yang diterima merupakan bagian
internal dalam hubungan industrial dan mempengaruhi efektivitas
hubungan kerja.
Hal ini membuktikan bahwa kepuasan kerja karyawan British International School didapat melalui komponen kompensasi yang berbentuk tunjangan-tunjangan.
B. Iklim Organisasi
Berdasarkan analisis data penelitian dapat ditentukan faktor penentu
variabel iklim organisasi berdasarkan nilai persentase dari frequency atau hasil setiap jawaban responden yang nilainya melebihi 50%.
Hasil penentuan urutan faktor dari variabel iklim organisasi yang paling
mempengaruhi kepuasan kerja membuktikan bahwa kepuasan kerja diperoleh
dari sistem sosial yang dipengaruhi lingkungan internal dan eksternal
dengan bervariasinya iklim organisasi yang diciptakan British International School.
Iklim organisasi yang diciptakan, antara lain dengan menerapkan hari
kerja dan jam kerja yang lebih rendah dari organisasi lain sehingga
iklim kerja yang lebih rileks dapat dinikmati oleh karyawan yang
akhirnya menciptakan situasi kerja yang kondusif.
C. Kepuasan Kerja
Faktor penentu variabel kepuasan kerja ditentukan berdasarkan nilai persentase dari frequency atauhasil setiap jawaban responden yang nilainya melebihi 50%.
Hasil penentuan urutan faktor dari variabel kepuasan kerja di atas
membuktikan bahwa kebebasan karyawan untuk mengembangkan keterampilan
dengan kesempatan yang diberikan untuk mengambil keputusan sendiri dalam
pekerjaan memberikan kepuasan kerja, bagi karyawan terbaru.
Selain analisis tersebut juga dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja karyawan British International School
didapat dengan lingkungan kerja yang mendukung karyawan untuk dapat
meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan melalui pekerjaannya, kondisi
kerja dan tunjangan yang diterima.
D. Korelasi
Koefisien korelasi dapat digunakan untuk mengukur asosiasi atau hubungan
antar variabel. Koefisien korelasi digunakan untuk menganalisis
seberapa besar hubungan antar variabel. Koefisien determinasi digunakan
untuk melihat besarnya persentase variabel bebas terhadap variabel tidak
bebas.
Variabel kompensasi (X1) terhadap variabel kepuasan kerja (Y) mempunyai
koefisien korelasi sebesar 0,852. Koefisien korelasi menunjukkan
tingkat hubungan antara kompensasi dan kepuasan kerja sangat kuat dan
positif, berarti semakin meningkat sarana kompensasi akan meningkatkan
kepuasan kerja karyawan. Hal tersebut sejalan dengan beberapa teori
kebutuhan Herzberg dan Maslow yaitu Hygiene factors atau disatisfier dan
physiological needs yang membahas tentang pemenuhan kebutuhan dasar
seseorang, kebutuhan psikologis yang dapat dipenuhi dengan uang guna
memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu untuk membeli makanan dan tempat
tinggal. Penelitian ini menunjukkan bahwa kompensasi merupakan faktor
utama dari kepuasan kerja. Dengan demikian, komponen kompensasi yang
diberikan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan karyawan.
KESIMPULAN
Hasil penentuan urutan faktor dari variabel kompensasi yang paling
mempengaruhi kepuasan kerja adalah komponen tunjangan yang berbeda dari
gaji bulanan, sedangkan hasil penentuan urutan faktor dari variabel
iklim organisasi yang paling mempengaruhi kepuasan kerja diperoleh dari
sistem sosial yang dipengaruhi lingkungan internal dan eksternal dengan
bervariasinya iklim organisasi yang diciptakan British International School. Penetapan hari kerja sampai pujian dan penghargaan dari rekan kerja adalah respon yang paling disikapi secara positif.
Hubungan kompensasi yang diterima karyawan dan iklim organisasi secara
bersama-sama menunjukkan hubungan yang sangat kuat dan positif terhadap
kepuasan kerja. Namun hubungan kompensasi terhadap kepuasan kerja lebih
besar dibandingkan hubungan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja.
Hal ini menunjukkan bahwa menciptakan kompensasi terhadap karyawan akan
lebih mendorong kepuasan kerja dibandingkan dengan menciptakan iklim
organisasi yang baik.