Minggu, 09 November 2014

Ringkasan Artikel Jurnal Organisasi Umum


RINGKASAN
PENGARUH KOMPENSASI DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA

ELVIERA SARI1*
1British International School

PENDAHULUAN

Suatu organisasi seyogyanya memberikan kompensasi melalui sistem balas jasa yang sesuai dan berkewajiban menciptakan suatu iklim di dalam organisasi yang mampu memberikan kepuasan kerja sehingga karyawan dapat termotivasi untuk meningkatkan prestasi kerja masing-masing. Untuk itu perlu diketahui faktor apa saja yang menjadi faktor penentu kepuasan kerja karyawan dan pengaruh kompensasi dan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan.
James and Jones menyatakan bahwa iklim organisasi tertuju pada atribut yang meliputi deskripsi organisasi, dan diukur berdasarkan persepsi (Muchinsky, 1977). George H. Litwin dan Robert A. Stringer, Jr. (1976) menyatakan bahwa iklim organisasi dapat dilihat dari beberapa dimensi. Pertama, dimensi struktur yang menjelaskan langkah dan tindakan dari pihak manajemen, berhubungan dengan peraturan yang ditetapkan, hirarki dalam organisasi dan birokrasi, kejelasan uraian tugas yang diberikan, proses pengambilan keputusan serta kontrol yang diberlakukan di organisasi. Kedua, dimensi interaksi yang  menggambarkan suasana interaksi antar karyawan suatu organisasi, seyogyanya dalam suatu organisasi harus tercipta interaksi yang baik dan harmonis antar karyawan suatu organisasi. Ketiga, dimensi imbalan yang memiliki pengaruh yang besar dalam terciptanya iklim organisasi yang baik, dimensi ini menggambarkan sistem imbalan yang ada. Keempat, dimensi resiko yang menjelakan bahwa setiap aktivitas organisasi memiliki risiko dan menjadi kewajiban organisasi untuk meminimalkan risiko dan memiliki action plan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kelima, dimensi tanggung jawab yang menjelaskan rasa tanggung jawab yang ada di dalam organisasi, setiap karyawan diharapkan memiliki tanggung jawab yang tinggi atas pekerjaannya.
Suatu organisasi harus dapat menciptakan dimensi yang dijabarkan di atas. Selain itu pengetahuan mengenai motivasi setiap karyawan di suatu organisasi merupakan hal mutlak yang harus dimiliki oleh para pelaku organisasi. Dengan demikian, mereka akan lebih dapat memahami bagaimana menciptakan iklim organisasi yang kondusif.

 

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuatitatif yang dikelompokkan ke dalam studi deskriptif yaitu untuk memberikan gambaran dan penjelasan secara akurat mengenai pengaruh variabel kompensasi dan variabel iklim organisasi terhadap variabel kepuasan kerja. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang didapatkan melalui penyebaran kuesioner kepada responden.
Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah probability sampling (simple random sampling), yaitu cara pemilihan sampel di mana anggota dari populasi dipilih satu persatu secara random atau acak.
Total responden yang dipilih adalah 60 orang, dalam hal ini responden yang sudah terpilih tidak dapat dipilih lagi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2006 dengan didahului studi literatur, dan dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan pada bulan Pebruari 2007. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu perhitungan statistik yaitu Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 13.0 .

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.     Kompensasi

Hasil penentuan urutan faktor dari variabel kompensasi yang paling mempengaruhi kepuasan kerja adalah komponen tunjangan yang berbeda dari gaji bulanan. Kompensasi memiliki dampak signifikan bagi suatu organisasi untuk menarik dan mempertahankan karyawannya.

Lockyer (1992) menjelaskan bahwa sistem kompensasi adalah timbal balik atas tugas yang dibebankan kepada karyawan berbentuk uang, perlindungan, bantuan dalam bentuk nyata dan tunjangan yang diterima merupakan bagian internal dalam hubungan industrial dan mempengaruhi efektivitas hubungan kerja.
Hal ini membuktikan bahwa kepuasan kerja karyawan British International School didapat melalui komponen kompensasi yang berbentuk tunjangan-tunjangan.

B.     Iklim Organisasi

Berdasarkan analisis data penelitian dapat ditentukan faktor penentu variabel iklim organisasi berdasarkan nilai persentase dari frequency atau hasil setiap jawaban responden yang nilainya melebihi 50%.
Hasil penentuan urutan faktor dari variabel iklim organisasi yang paling mempengaruhi kepuasan kerja membuktikan bahwa kepuasan kerja diperoleh dari sistem sosial yang dipengaruhi lingkungan internal dan eksternal dengan bervariasinya iklim organisasi yang diciptakan British International School. Iklim organisasi yang diciptakan, antara lain dengan menerapkan hari kerja dan jam kerja yang lebih rendah dari organisasi lain sehingga iklim kerja yang lebih rileks dapat dinikmati oleh karyawan yang akhirnya menciptakan situasi kerja yang kondusif.

C.      Kepuasan Kerja

Faktor penentu variabel kepuasan kerja ditentukan berdasarkan nilai persentase dari frequency atauhasil setiap jawaban responden yang nilainya melebihi 50%.

Hasil penentuan urutan faktor dari variabel kepuasan kerja di atas membuktikan bahwa kebebasan karyawan untuk mengembangkan keterampilan dengan kesempatan yang diberikan untuk mengambil keputusan sendiri dalam pekerjaan memberikan kepuasan kerja, bagi karyawan terbaru.
Selain analisis tersebut juga dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja karyawan British International School didapat dengan lingkungan kerja yang mendukung karyawan untuk dapat meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan melalui pekerjaannya, kondisi kerja dan tunjangan yang diterima.

D.     Korelasi

Koefisien korelasi dapat digunakan untuk mengukur asosiasi atau hubungan antar variabel. Koefisien korelasi digunakan untuk menganalisis seberapa besar hubungan antar variabel. Koefisien determinasi digunakan untuk melihat besarnya persentase variabel bebas terhadap variabel tidak bebas.
Variabel kompensasi (X1) terhadap variabel kepuasan kerja (Y) mempunyai koefisien korelasi sebesar 0,852. Koefisien korelasi  menunjukkan tingkat hubungan antara kompensasi dan kepuasan kerja sangat kuat dan positif, berarti semakin meningkat sarana kompensasi akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Hal tersebut sejalan dengan beberapa teori kebutuhan Herzberg dan Maslow yaitu Hygiene factors atau disatisfier dan physiological needs yang membahas tentang pemenuhan kebutuhan dasar seseorang, kebutuhan psikologis yang dapat dipenuhi dengan uang guna memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu untuk membeli makanan dan tempat tinggal.  Penelitian ini menunjukkan bahwa kompensasi merupakan faktor utama dari kepuasan kerja. Dengan demikian, komponen kompensasi yang diberikan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan karyawan.

 

KESIMPULAN

Hasil penentuan urutan faktor dari variabel kompensasi yang paling mempengaruhi kepuasan kerja adalah komponen tunjangan yang berbeda dari gaji bulanan, sedangkan hasil penentuan urutan faktor dari variabel iklim organisasi yang paling mempengaruhi kepuasan kerja diperoleh dari sistem sosial yang dipengaruhi lingkungan internal dan eksternal dengan bervariasinya iklim organisasi yang diciptakan British International School. Penetapan hari kerja sampai pujian dan penghargaan dari rekan kerja adalah respon yang paling disikapi secara positif.

Hubungan kompensasi yang diterima karyawan dan iklim organisasi secara bersama-sama menunjukkan hubungan yang sangat kuat dan positif terhadap kepuasan kerja. Namun hubungan kompensasi terhadap kepuasan kerja lebih besar dibandingkan hubungan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa menciptakan kompensasi terhadap karyawan akan lebih mendorong kepuasan kerja dibandingkan dengan menciptakan iklim organisasi yang baik.