Sabtu, 10 Oktober 2015

Novanto Gate

            Keberadaan pimpinan DPR sebagai symbol perwakilan Negara Indonesia dalam konferensi pers bakal calon Presiden Amerika Serikat. Setya Novanto dan Fadli Zon serta pimpinan lainnya sebagai perwakilan resmi Indonesia pada sidang Inter-Parliamentary (IPU). Sidang IPU bertajuk 'The Fourth World Conference of Speakers of Parliament' itu diadakan 31 Agustus sampai 2 September 2015. Kehadiran Pimpinan DPR tersebut menuai reaksi keras di kalangan DPR, bahkan mereka dilaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) oleh sejumlah anggota DPR.

            Menurut Benny hal yang wajar, sebab kehadiran kedua tokoh sangatlah tidak etis dan mereka harus mempertanggungjawabkan tindakannya. Tidak hanya anggota DPR yang mengkritik tetapi juga di kalangan aktivis. Aktivis Malapetaka, Bennie Akbar Fatah menilai Setnov dan Fadli bertindak gegabah menghadiri kampanye kandidat yang diusung Partai Republik itu.

            Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI mengelar rapat internal tertutup pada hari Senin, 28 September 2015. Rapat tersebut membahas banyak agenda dan dugaan pelanggaran kode etik Ketua DPR dan rombongan. Menurut anggota MKD Supratman mengatakan, sidang untuk ‘menggarap’ Setya dan rombongan terlalu maju. Pasalnya, menurutnya, tidak ada kode etik anggota dewan yang dilanggar. Tambah Supratman, seharusnya kita memberikan apresiasi kepada Setya dan rombongan bisa bertemu orang sehebat Trump. Apalagi Trump adalah salah satu Investor Amerika Serikat di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar