Sabtu, 10 Oktober 2015

Tragedi Kabut Asap

                Kabut asap yang menyelimuti beberapa daerah di Indonesia menganggu aktifitas warga, dan dampak kabut asap di Sumatra dan Kalimantan ini juga menyelimuti Negara tetangga Malaysia dan Singapura. Di beberapa daerah di Malaysia, termasuk Kuala Lumpur, juga diselimuti kabut asap. Di sana sudah ada imbauan agar warga tidak beraktifitas di luar rumah atau mengenakan masker ketika beraktifitas di luar rumah. Kerugian yang diderita tidak hanya ekonomi dan penerbangan, tetapi juga kerugian lingkungan dan kesehatan.

                Dalam Acara ASEAN, Anggota DPR Hamdhan Mudhar mengatakan akan mendorong pemerintah Indonesia untuk segera menyelesaikan masalah kabut asap ini dan Indonesia minta maaf kepada pemerintah Malaysia dan Singapura atas terjadinya kabut asap ini setiap tahunnya dikarenakan musim kering yang menerpa sebagian wilayah Sumatera dan Kalimantan.

                Berdasarkan data satelit Terra Aqua terdeteksi 471 titik panas di sumatera dan 398 titik panas di sumatera ialah di jambi 166 titik, Sumatera Selatan 148 titik, Riau 116 titik, Sumatera Barat 25 titik, Bengkulu 10 titik, Lampung 2 titik dan Sumatera Utara 4 titik. Untuk titik panas di Kalimantan, tersebar di Kalimantan Barat sebanyak 33 titik, Kalimantan Selatan 133 titik, Kalimantan Tengah 190 titik dan Kalimantan Timur 42 titik.

                Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan jumlah penduduk terpapar asap di Riau sebanyak 6,3 juta jiwa di 12 kabupaten dan kota. Sebanyak 31.518 orang terganggu kesehatannya akibat kabut asap, dengan rincian 25.834 menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), 2.246 iritasi kulit, 1.656 penderita iritasi mata, dan 538 penderita pneumonia.

Solusi Pemerintah

                Presiden Jokowi menggelar rapat koordinasi mengenai kebakaran hutan di beberapa wilayah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Presiden menghimbau pemerintah daerah dan masyarakat bekerja sama untuk mengatasi bencana kabut asap yang menerpa wilayah Jambi, Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Rapat terbatas tersebut dihadiri Panglima TNI, KSAD, KSAL, KSAU, Mendagri, Menteri ESDM, Kepala BNPB, dan Sekjen Kemhut. Pada rapat tersebut Presiden juga mengajak masyarakat berpartisipasi untuk memadamkan api.

                Pemerintah Indonesia tidak tinggal diam. Presiden Joko Widodo berkunjung ke lokasi kabut asap. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan meminta gubernur untuk bertidak tegas terhadap perusahaan yang menyebabkan kebakaran hutan. Tentara Indonesia juga membantu dengan di berangkatkan lebih 1.050 personel ke Palembang dan Jambi untuk memadamkan kebakaran.

                Semoga saja dari temuan di lapangan itu Jokowi bisa mencarikan solusi untuk menghapus asap dari udara Sumatera dan Kalimantan. Namun, agaknya harapan itu tak mudah untuk terwujud, karena kabut asap bukan sesuatu yang baru, melainkan 'penyakit' lama yang sulit dicegah. Namun, bukan tak mungkin pemerintah punya pendekatan lain dan cara baru yang lebih ampuh. Bisa jadi itu pula yang menjadi alasan Jokowi turun langsung ke titik panas asal kebakaran hutan dan lahan. Mencari penyebab 'penyakit' sekaligus meramu 'obat' untuk menyingkirkan asap pekat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar