Kabut
asap yang menyelimuti beberapa daerah di Indonesia menganggu aktifitas warga,
dan dampak kabut asap di Sumatra dan Kalimantan ini juga menyelimuti Negara
tetangga Malaysia dan Singapura. Di beberapa daerah di Malaysia, termasuk Kuala
Lumpur, juga diselimuti kabut asap. Di sana sudah ada imbauan agar warga tidak
beraktifitas di luar rumah atau mengenakan masker ketika beraktifitas di luar
rumah. Kerugian yang diderita tidak hanya ekonomi dan penerbangan, tetapi juga
kerugian lingkungan dan kesehatan.
Dalam
Acara ASEAN, Anggota DPR Hamdhan Mudhar mengatakan akan mendorong pemerintah
Indonesia untuk segera menyelesaikan masalah kabut asap ini dan Indonesia minta
maaf kepada pemerintah Malaysia dan Singapura atas terjadinya kabut asap ini
setiap tahunnya dikarenakan musim kering yang menerpa sebagian wilayah Sumatera
dan Kalimantan.
Berdasarkan
data satelit Terra Aqua terdeteksi 471 titik panas di sumatera dan 398 titik
panas di sumatera ialah di jambi 166 titik, Sumatera Selatan 148 titik, Riau
116 titik, Sumatera Barat 25 titik, Bengkulu 10 titik, Lampung 2 titik dan
Sumatera Utara 4 titik. Untuk titik panas di Kalimantan, tersebar di Kalimantan
Barat sebanyak 33 titik, Kalimantan Selatan 133 titik, Kalimantan Tengah 190
titik dan Kalimantan Timur 42 titik.
Kepala
Pusat Penanggulangan Krisis Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan
jumlah penduduk terpapar asap di Riau sebanyak 6,3 juta jiwa di 12 kabupaten
dan kota. Sebanyak 31.518 orang terganggu kesehatannya akibat kabut asap,
dengan rincian 25.834 menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), 2.246
iritasi kulit, 1.656 penderita iritasi mata, dan 538 penderita pneumonia.
Solusi Pemerintah
Presiden
Jokowi menggelar rapat koordinasi mengenai kebakaran hutan di beberapa wilayah
di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Presiden menghimbau pemerintah daerah dan
masyarakat bekerja sama untuk mengatasi bencana kabut asap yang menerpa wilayah
Jambi, Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Barat. Rapat terbatas tersebut dihadiri Panglima TNI, KSAD, KSAL,
KSAU, Mendagri, Menteri ESDM, Kepala BNPB, dan Sekjen Kemhut. Pada rapat
tersebut Presiden juga mengajak masyarakat berpartisipasi untuk memadamkan
api.
Pemerintah
Indonesia tidak tinggal diam. Presiden Joko Widodo berkunjung ke lokasi kabut
asap. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan meminta gubernur untuk
bertidak tegas terhadap perusahaan yang menyebabkan kebakaran hutan. Tentara
Indonesia juga membantu dengan di berangkatkan lebih 1.050 personel ke
Palembang dan Jambi untuk memadamkan kebakaran.
Semoga
saja dari temuan di lapangan itu Jokowi bisa mencarikan solusi untuk menghapus
asap dari udara Sumatera dan Kalimantan. Namun, agaknya harapan itu tak mudah
untuk terwujud, karena kabut asap bukan sesuatu yang baru, melainkan 'penyakit'
lama yang sulit dicegah. Namun, bukan tak mungkin pemerintah punya pendekatan
lain dan cara baru yang lebih ampuh. Bisa jadi itu pula yang menjadi alasan
Jokowi turun langsung ke titik panas asal kebakaran hutan dan lahan. Mencari
penyebab 'penyakit' sekaligus meramu 'obat' untuk menyingkirkan asap pekat itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar